IDENTIFIKASI DAMPAK KEBUN BINATANG BANDUNG TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN, SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN LEBAK SILIWANGI, KOTA BANDUNG

Authors

  • Hafsah Restu Nurul Annafi Bandung Institute of Technology
  • Heru Purboyo Hidayat Putro Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan kebijakan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung
  • Alhilal Furqon Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan kebijakan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung

Keywords:

Dampak pariwisata, Kebun Binatang Bandung, masyarakat lokal

Abstract

Sebagai daya tarik wisata primer sekaligus satu-satunya kebun binatang di Kota Bandung, perkembangan pariwisata Kebun Binatang Bandung terus berjalan melalui beragam kegiatan pariwisata di dalamnya. Kebun Binatang Bandung telah berdiri selama 90 tahun sehingga diduga memberi kontribusi besar bagi lingkungan sekitar. Terlebih, lokasinya berdampingan dengan permukiman masyarakat Kelurahan Lebak Siliwangi, terutama yang tinggal di RW 05, RW 06, RW 07 dan RW 08. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dampak Kebun Binatang Bandung terhadap kondisi lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Untuk memenuhi tujuan tersebut, peneliti mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, penyebaran kuesioner dan tinjauan literatur. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif, analisis konten, dan analisis asosiasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa dampak Kebun Binatang Bandung terhadap lingkungan di antaranya menimbulkan kemacetan lalu lintas saat akhir pekan dan liburan, pencemaran Sungai Cikapayang, dan polusi suara satwa. Secara ekonomi, Kebun Binatang Bandung tidak banyak memberi peluang kerja dan tidak meningkatkan perekonomian masyarakat. Meskipun, tetap ada masyarakat yang ekonominya terbantu dengan berjualan di sekitar kebun binatang. Terakhir dari segi sosial, sebagian besar masyarakat tidak terlibat dan merasa tidak perlu dilibatkan dalam perkembangan pariwisata Kebun Binatang Bandung. Namun, mereka tetap mendukung keberlanjutan objek wisata tersebut dan menerima kedatangan wisatawan dengan positif.

References

Andereck, K. L., Valentine, K. M., Knopf, R. C., & Vogt, C. A. (2005). Residents’ perceptions of community tourism impacts. Annals of tourism research, 32(4), 1056-1076.

Annafi, H.R.N. (2023). IDENTIFIKASI DAMPAK KEBUN BINATANG BANDUNG TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN, SOSIAL, DAN EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN LEBAK SILIWANGI, KOTA BANDUNG. Institut Teknologi Bandung.

Doxey, G. V. (1975, September). A causation theory of visitor-resident irritants: Methodology and research inferences. In Travel and tourism research associations sixth annual conference proceedings (Vol. 3, pp. 195-198).

Erawan, I. W. (1985). Pengaruh kebijaksanaan Pariwisata Terhadap Industri Pariwisata Bali. Denpasar: Universitas Udayana.Eriyanto. (2011). Analisis isi: Pengantar metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Kencana Prenada Media Group.

Hancocks, D. (2001). A different nature: The paradoxical world of zoos and their uncertain future. Univ of California Press.

Hartono, H. (1974). Perkembangan pariwisata, kesempatan kerja dan permasalahannya. Prisma, 1, 45.

Hermawan, H. (2016). Dampak pengembangan Desa Wisata Nglanggeran terhadap ekonomi masyarakat lokal. Jurnal Pariwisata, 3(2), 105-117.

Hoage, R. J., Deiss, W. A., & Deiss, W. A. (Eds.). (1996). New worlds, new animals: from menagerie to zoological park in the nineteenth century. JHU Press.

IGB, R. U., danEka Mahadewi, N. M. (2012). Metode Penelitian Pariwisata dan Perhotelan. Yogyakarta: Andi.

Lindberg, K., & Johnson, R. L. (1997). Modeling resident attitudes toward tourism. Annals of tourism Research, 24(2), 402-424

Madiun, I. N. (2010). Nusa Dua: model pengembangan kawasan wisata modern. Udayana University Press

Mathieson, A., & Wall, G. (1982). Tourism, economic, physical and social impacts. Longman.

Mullan, R., Mullan, B., & Marvin, G. (1987). Zoo culture. London: Weidenfeld and Nicolson

Piagam Pariwisata Berkelanjutan (1995)

Pitana, I Gede dan Putu Gede Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta. Andi

Ryan, C., & Saward, J. (2004). The zoo as ecotourism attraction–visitor reactions, perceptions and management implications: The case of Hamilton Zoo, New Zealand. Journal of sustainable Tourism, 12(3), 245-266.

Shackley, M. (1996). Wildlife tourism. International Thomson Business Press.

Shah, R., & Sumampau, T. (2013). Ekowisata dan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Di Indonesia: Studi Kasus Taman Safari Indonesia. Jakarta (ID): Gramedia

Soekanto, Soerjono. (2005). Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Tashadi, E. (1994). Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Tribe, A. (2004). Zoo tourism

Turley, S. K. (1999). Conservation and tourism in the traditional UK zoo. Journal of Tourism Studies, 10(2), 2-13.

Zhong, Y. F., & Holland, P. W. (2011). HomeoDB2: functional expansion of a comparative homeobox gene database for evolutionary developmental biology. Evolution & development, 13(6), 567-568.

Published

2024-02-09

How to Cite

Hafsah Restu Nurul Annafi, Purboyo Hidayat Putro, H. ., & Furqon, A. . (2024). IDENTIFIKASI DAMPAK KEBUN BINATANG BANDUNG TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN, SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN LEBAK SILIWANGI, KOTA BANDUNG . Jurnal Pariwisata Tawangmangu, 2(1), 8–16. Retrieved from https://journal.bukitpengharapan.ac.id/index.php/JUPARITA/article/view/207

Issue

Section

Articles